Liputan
SBM Jakarta – Dalam upaya menjamin kebutuhan pangan bagi masyarakat, Pemerintah
berencana menciptakan food estate atau daerah yang ditetapkan sebagai lumbung
pangan baru di Indonesia. Lokasi lumbung pangan baru yang juga merupakan bagian
dari Program Strategis Nasional (PSN) 2020 – 2024 tersebut rencananya berada di
Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Jumat, 19/06/2020.
Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan,
terdapat lahan potensial pada kawasan Eks-Pengembangan Lahan Gambut (PLG) di
Kalteng yang sudah dikembangkan menjadi sawah. “Lahan tersebut sebelumnya
merupakan bagian Proyek Pengembangan Lahan Gambut (PLG) 1 juta ha di Kuala
Kapuas. Terdapat seluas 165.000 hektare (Ha) lahan yang sekarang sudah menjadi
sawah, bukan berupa gambut tetapi material batuannya adalah tanah aluvial yang
berada di pinggir sungai Barito,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Baca juga : Dua Ruas Tol Telah Siap Operasi Untuk Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional
Dari
total luas lahan potensial tersebut, Menteri Basuki mengatakan sudah ada
sekitar 85.500 Ha lahan fungsional yang digunakan untuk berproduksi setiap
tahunnya. Sedangkan sisanya menurut Menteri Basuki sekitar 79.500 Ha sudah
menyemak sehingga perlu dilakukan pembersihan (land clearing) saja, tanpa perlu
dilakukan cetak sawah kembali.
Berdasarkan
data, dari total luas lahan yang fungsional tersebut, diperlukan rehabilitasi
jaringan irigasi untuk lahan seluas 57.200 Ha, sementara sisanya seluas 28.300
Ha kondisi jaringan irigasinya masih berfungsi dengan baik. Rehabilitasi
irigasi akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2020 hingga 2022 dengan
perkiraan kebutuhan anggaran Rp 1 triliun. Sedangkan apabila nanti diputuskan
untuk juga dikembangkan pada lahan seluas 79.500 Ha, program yang dibutuhkan
adalah peningkatan jaringan irigasi pada dengan perkiraan kebutuhan anggaran
sekitar Rp 1,9 triliun.
“Sesuai
arahan Bapak Presiden, kita akan coba lakukan dengan pola investasi bersama
Kementerian BUMN. Kami sudah berkoordinasi terus, dimana nantinya Pemerintah
hanya akan menyiapkan prasarananya. Aksesnya tidak hanya lewat sungai tetapi
juga sudah bisa dilalui jalan darat lebih mudah,” ujar Menteri Basuki.
Ditambahkan
Menteri Basuki, untuk mengoptimalkan lahan potensial tersebut, Kementerian PUPR
akan memperbaiki saluran-saluran irigasi di sekitar kawasan tersebut baik
jaringan irigasi sekunder maupun primer. “Sedangkan dari Kementerian BUMN
bersama Kementerian Pertanian akan melakukan pengembangan teknologi olah
tanamnya sehingga bisa menghasilkan produksi yang lebih baik,” ujarnya.
Pada
Tahun Anggaran (TA) 2020, Kementerian PUPR telah memulai pekerjaan RehabIlitasi
Irigasi di tiga (3) lokasi Eks PLG di Kalteng dengan total cakupan seluas 650 Ha di Daerah Irigasi (D.I) Rawa Tahai (213 Ha),
D.I Tambak Sei Teras (195 Ha), dan D.I Tambak Bahaur (239 Ha). Pekerjaan
tersebut merupakan bagian dari rencana rehabilitasi jaringan irigasi untuk
lahan seluas 57.200 Ha. Lingkup pekerjaannya meliputi peninggian tanggul,
pembuatan pintu air, pengerukan aluran, dan pekerjaan teknis lainnya.
Pekerjaan
rehabilitasi di D.I Rawa Tahai telah dimulai kontraknya sejak 28 Mei 2020 lalu
dengan biaya sebesar Rp 9,8 miliar. Sedangkan rehabilitasi D.I Tambak Sei Teras
juga telah dimulai dengan biaya Rp 4,1 miliar dan saat ini progresnya sebesar
29,1%. Sementara untuk rehabilitasi D.I Tambak Bahaur progresnya sebesar 27,2%
dengan alokasi anggaran Rp 3,9 miliar.
Selain
melakukan rehabilitasi irigasi, saat ini Kementerian PUPR juga tengah melakukan
rehabilitasi kantor Eks PLG Kalteng dan rehabilitasi dermaga dengan progres
sebesar 50,2%. (RED) liputansbm
Sumber Dari : Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR