PALANGKA RAYA – Pusat Inkubator Bisnis Universitas PGRI Palangka Raya bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melaksanakan Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK).
Sejak tahun 2019 sampai sekarang, giat mengimplementasi pendidikan kewirausahaan kepada mahasiswa dan alumni. Sebagai upaya menumbuhkan motivasi wirausaha, dengan harapan terciptanya kreativitas dan inovatif baru.
Pada tahun 2020 ini kurang lebih 20 orang mahasiswa dan alumni pelaku usaha baru (start up) ikut serta. Rektor Universitas PGRI Palangka Raya Ana Suheri SH MH, mendukung penuh kegiatan kewirausahaan tersebut. Palangka Raya, Kalimantan Tengah, (25/8/20).
Baca juga : Patuhi protokoler kesehatan Universitas PGRI gelar Yudisium ...
Ibu Asro Laelani SP MP Ketua kegiatan PPK mengatakan,“20 orang mahasiswa mengikuti program pengembangan kewirausahaan, yang merupakan salah satu alternatif penyerapan tenaga kerja. Universitas PGRI Palangka Raya menyadari pentingnya pendidikan kewirausahaan bagi mahasiswa dan sejak tahun 2017 telah membentuk Pusat Inkubator Bisnis yang bertugas untuk melaksanakan program pembentukan wirausaha muda yang berasal dari mahasiswa dan alumni Universitas PGRI Palangka Raya ,” ucapnya.
Ditambahkannya, Program Pengembangan Kewirausahaan bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa dan alumni Universitas PGRI Palangka Raya menjadi wirausaha muda, sehingga alumni Universitas PGRI Palangka Raya tidak menjadi pencari kerja (job seeing) tetapi menjadi pencipta lapangan kerja (job creating). Dengan demikian mereka bisa menolong dirinya sendiri atau bahkan menolong orang lain dengan menciptakan lapangan kerja.
Di tempat yang sama Ir Arif Rahman M Si sebagai narasumber membenarkan hal tersebut.
Dijelaskannya juga, pelatihan tersebut bertujuan mempersiapkan peserta Program Pengembangan Kewirausahaan agar benar-benar siap untuk menjadi wirausaha. Pelatihan teknik produksi dimaksudkan agar para tenant mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan potensi lokal yang ada di Kalimantan Tengah.
“Sementara tujuan pelatihan manajerial agar mahasiswa dan alumni dapat menghitung biaya proses produksi suatu produk dan dapat menentukan nilai jual produk serta dapat mengetahui arus keuangan dari hasil usaha tersebut. Sedangkan pelatihan branding dan pengemasan produk dimaksudkan agar para tenant mempunyai kemampuan untuk merancang produk dari sisi citra (image), keunggulan kompetitif dan kemasan produk itu sendiri,” pungkasnya. #LiputanSbm
Penulis : Lilo
Editorial : Daerobi