Kalteng - Sebagai dampak dari munculnya pandemi COVID-19 selama berbulan-bulan, tidak sedikit masyarakat yang terpaksa harus menutup usahanya. Namun, berbeda dengan Ibu Niang, salah satu pengrajin anyaman rotan yang berada di Kalimantan Tengah. Berawal dari keinginan untuk melestarikan kearifan lokal suku Dayak, Ibu Niang membuka galeri Jawet Niang sejak awal tahun 2015 yang lalu. Galeri Jawet Niang tersebut berisikan produk-produk hasil kerajinan anyaman rotan olahannya sendiri.
Diadakannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah membentuk perubahan perilaku di tengah masyarakat. Ibu Niang menuturkan bahwa sejak adanya PSBB tersebut pelanggan yang mengunjungi galerinya mulai berkurang, walaupun masih ada pembeli yang datang berbelanja ke toko namun tidak seramai biasanya.
“Toko kita tetap buka tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan yaitu dengan menyiapkan tempat cuci tangan” ucapnya, Rabu (25/11/2020). Ia mengutamakan penerapan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan COVID-19.
Baca juga : Pemerintah Salurkan Bantuan Subsidi Upah bagi Tenaga Pendidik Non-PNS
Ibu Niang menyampaikan bahwa pada awal pandemic tidak dapat dipungkiri bahwa terjadi penurunan pada omset penjualan produknya. Masyarakat dituntut untuk beradaptasi serta menciptakan inovasi-inovasi baru agar usahanya dapat bertahan. Oleh karena itulah ibu Niang mulai berupaya untuk mengembangkan ide-ide yang dimilikinya sekreatif mungkin. “Kami membuat masker dari rotan sebagai inovasi di masa pandemi ini” ucapnya.
Keunikan dari masker yang diciptakan dari hasil ide kreatif Ibu Niang tersebut adalah pembuatannya yang menggunakan rotan sebagai bahan utama. Rotan merupakan salah satu produk unggulan yang khas dari provinsi Kalimantan Tengah. Tanaman rotan tersebut hingga saat ini masih dilestarikan serta dibudidayakan di daerah Kalimantan Tengah. Kerajinan tangan yang diolah dari rotan sampai saat ini pun sangat diminati oleh masyarakat daerah maupun nasional.
Masker rotan yang diolah Ibu Niang tersebut menjadi sangat diminati oleh pelanggannya bahkan masyarakat dari berbagai kalangan. Awalnya ia dan karyawannya membuat beberapa desain. Hal ini menarik minat banyak masyarakat bahkan banyak pula yang meminta dibuatkan masker dengan desain sesuai keinginan pelanggan. Selain memiliki manfaat guna mencegah penyebaran COVID-19 dengan menggunakan masker, produk masker tersebut juga telah membantu mengangkat ciri khas dari budaya suku Dayak Kalimantan Tengah dengan menggunakan rotan. Jadi secara tidak langsung membantu menjaga kearifan lokal Kalimantan Tengah.
Tidak hanya sampai disitu, larisnya penjualan masker rotan ini juga telah membantu memulihkan perekonomian pengrajin anyaman rotan seperti Ibu Niang. Kerugian yang dialaminya karena pandemi COVID-19 segera tertutupi karena meningkatnya pemesanan masker rotan tersebut. Hingga saat ini, pemesanan pembuatan masker rotan masih ramai diminati oleh pelanggannya. Ibu Niang mengungkapkan bahwa masker rotan telah dipesan oleh pelanggan dari berbagai daerah di luar Kalimantan Tengah, bahkan telah didistribusikan ke hampir seluruh daerah di Indonesia.
Jumlah karyawan yang dimiliki oleh Ibu Niang adalah sebanyak 19 orang. Ia melibatkan masyarakat dari komunitas pengrajin rotan dan sebagian dari tetangga yang ada disekitar rumahnya. Ia bahkan menambah jumlah karyawan penjahit untuk membantunya untuk menjahit dan mengolah masker rotan tersebut. Selama pandemi COVID-19 ia tidak pernah melakukan pengurangan karyawan yang bekerja dengannya. Bahkan apabila nantinya permintaan pelanggan yang semakin meningkat maka akan memungkinkan baginya untuk kembali menambah jumlah karyawan agar pengerjaan produk dapat lebih cepat terselesaikan.
Baca juga : Kominfo Kalteng Gelar Webinar Bertajuk Vaksinasi Aman Masyarakat Sehat Bersama dr. Suyuti Syamsul
Niat tulus ibu Niang melestarikan budaya lokal suku Dayak dan turut serta mencegah penularan COVID-19 di Kalimantan Tengah melalui pembuatan masker rotan. Hal inilah yang justru menjadikan pandemi COVID-19 ini membawa keberuntungan bagi Ibu Niang. Dan juga karena keinginan dan tekadnya untuk mampu mempertahankan usaha yang dimilikinya ditengah keterbatasan aktivitas masyarakat pada saat ini, Ibu Niang terdorong untuk menjadi kreatif dalam meningkatkan kualitas produk-produk kerajinan tangannya. Harapannya ialah Ibu Niang dan usahanya mampu menciptakan inovasi-inovasi terbaru lainnya serta mampu berkontribusi lebih bagi kemajuan daerah Kalimantan Tengah pada masa pandemi COVID-19 ini. #liputansbm
Artikel&Foto: KPCPEN/diskominfosantikkalteng