Banjarmasin - Buntut penyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron terkait tentang Agama Islam dan pemajangan karikatur Nabi Muhammad SAW berdampak timbulnya amarah besar Ummat Muslim di dunia, juga Ummat Islam di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Di Banjarmasin, sejumlah gabungan LSM dengan ratusan massanya melakukan aksi protes demontrasi besar di DPRD Kalsel mengajak lewat DPRD Kalsel untuk bersikap memboikot semua produk asal negara Prancis, Senin, (9/11) pagi.
"Kami meminta semua ritel modern maupun lokal yang masih menjual produk Prancis untuk segera menarik dari etalase tokonya," ucap H. Hasan dalam orasinya di depan kantor DPRD Kalsel, Senin (11/9)
Ketua Umum Pemuda Islam Kalimantan Selatan inipun mengecam keras Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang telah menghina Islam dan pemajangan karikatur Nabi Muhammad SAW digedung pemerintahannya.
Senandung nada, Humas FPI Kalsel, Anang Tony juga mengecam keras atas penghinaan Presiden Prancis, Emmanuel Macron terhadap Rasulullah SAW.
"Kami adalah Muslim, dan kami siap Mati membela Nabi kami Muhammad SAW. Pemajangan karikatur Nabi Muhammad SAW itu adalah bentuk pelecehan dan penghinaan yang jelas-jelas membuat hati kami luka sehingga terpanggillah pada diri kami untuk berjihad dijalan Allah dan Rasululnya. Kami cinta Nabi kami," teriak Anang Tony sambil menangis meneteskan air matanya yang langsung dipeluk oleh Aspihani Ideris tokoh aktivis Kalsel lainnya.
Syamsul Ma'arif dalam orasinya juga meminta agar Dewan mengapresiasi pemboikotan terhadap produk-produk yang berasal dari negara Francis.
"Kami cinta Rasulullah, beliau dihina kamipun sangat marah. Perlu anda ketahui, adanya kita-kita ini karena adanya Nur Muhammad SAW. Semua mahkluk di dunia ini diciptakan berasal dari NurNya, demikian halnya seluruh makhluk juga diciptakan dari Nur Muhammad. Allah SWT menciptakan Nur Muhammad dan dari Nur Muhammad, Allah SWT menciptakan seluruh makhluq ini," terang Ketua Umum Gerakan Aliansi Islam Bersatu (GAIB) ini.
Baca juga : Besok!!! Aktivis Kalsel Lakukan Aksi 911 Boikot Produk Prancis
Dalam kesempatan itu Aspihani Ideris membacakan tiga poin Pernyataan Sikap dengan tegas yang berbunyi sebagai berikut :
Pertama, Kami Warga Muslim di Kalsel khususnya dan pada umumnya Warga Indonesia, mengutuk keras atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW atas penerbitan karikatur nabi di majalah Satire Charlie Hebde dan Pemasangan karikatur secara terbuka di gedung Pemerintahan Perancis.
Kedua, kami meminta Indonesia sebagai negara terbesar Ummar Muslim di Dunia untuk bersikap tegas, memutus hubungan diplomatik dengan Perancis serta memboikot produk dari negara tersebut. dan
Ketiga, Kami meminta Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak hanya memboikot produk dari Prancis, namun juga memboikot demokrasi yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.
Direktur Eksekutif LEKEM KALIMANTAN, Aspihani Ideris inipun mengatakatan pihaknya bersama puluhan Aktivis Muslim di Kalimantan Selatan melakukan aksi demo damai ke DPRD Kalsel ini, meminta agar legeslatif dan eksekutif sejalan dengan pihaknya untuk memboikot produk-produk asal negara Francis.
"Boikot semua produk ini sebagai bentuk protes atas pernyataan dan sikap Presiden Francis yang menghina Nabi Muhammad SAW atas karikatur yang mereka buat, perbuatan tersebut membuat hati kami sakit," ujar Aspihani.
”Kita berperang dengan jalan ekonomi, untuk tidak membeli produk negara Francis, sikap itu semua sama dengan berjihad dijalan Allah, tentunya niat kita jangan sampai dikotori ingin dipuji sebagai mujahid atau Mujahidah,” tutur tokoh pengacara Kalsel ini.
Habib Zein bin Muhammad Udin Ammil Faqih mengatakan, demo yang kami lakukan ini dikarenakan pemerintahan Jokowi tidak tegas dalam mengambil tindakan yang tegas terhadap negara Prancis untuk memutus hubungan diplomatik.
"Tindakan memutus hubungan diplomatik terhadap Prancis adalah sebuah bentuk tindakan atas sikap Presiden Prancis yang telah menghina Islam. Paling tidak meng imbargo baikot prodak infor dari Prancis itu semua harus di dukung oleh anggota dewan," tegas Habib Zein.
Habib Zein mengaku kecewa, di Kalimantan Selatan sangat sedikit Ulama dan Habaib yang peduli dengan aksi demontrasi boikot produk Prancis.
"Di kota Banjarmasin ini banyak yang mengaku juriat nabi Muhammad SAW, dan juga ulama, namun sangat disayangkan mereka hanya diam seribu bahasa dan tidak membela pedatuan Rasullullah yang dihina dan dicaci maki oleh Presiden Prancis," ucapnya terlihat raut wajahnya memperlihatkan kesedihan.
Dalam aksi demo tersebut di depan kantor DPRD Kalsel hanya di hadiri oleh Sekretaris DPRD (Sekwan) Kalimantan Selatan Haji Antung Mas Rozaniasyah dan diakhiri dengan do'a yang di bacakan oleh Habib Muhammad Ammil Faqih. (red)
Editorial : Daerobi | Liputansbm.com