PALANGKA RAYA - Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (BATAMAD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar silaturahmi dan diskusi bersama ormas Dayak dan tokoh Adat Dayak guna mencari jalan keluar untuk mengatasi polemik tentang 'Mandau' yang terjadi, Jum'at (12/03) siang.
Kegiatan silaturahmi dan diskusi BATAMAD dengan Ormas Dayak dan tokoh Adat Dayak Kalteng ini digelar di Betang Hapakat JL. RTA Milono Kota Palangka Raya.
BATAMAD sendiri merupakan lembaga adat Dayak yang keberadaannya diakui oleh pemerintah sebagai sebuah lembaga yang menjaga konsistensi adat dan budaya Dayak Kalteng.
Panglima BATAMAD Kalteng Yuandrias, Dipl., PSC., MA, usai kegiatan silaturahmi dan diskusi bersama ormas Dayak dan tokoh Adat Dayak ketika dibincangi oleh Liputan SBM mengatakan, kegiatan ini merupakan silaturahmi lembaga adat Dayak dengan ormas Dayak. Dan dalam konteks diskusi ini ada isu-isu yang perlu kita cermati bersama supaya tidak terjadi sebuah asumsi bahkan berita yang bisa menimbulkan sebuah keresahan bagi masyarakat adat Dayak di Kalimantan Tengah.
"Kita sudah memanggil ormas yang ada dan mereka sudah menyampaikan pendapat dan harapan mereka, dalam hal ini BATAMAD merupakan lembaga adat yang bisa mengkomunikasikan semua hal yang berkaitan dengan kegiatan atau isu adat itu sendiri," ujar Yuandrias.
Lebih lanjut dikatakan Yuandrias, terkait isu maupun fenomena sosial yang berkaitan tentang Mandau dalam diskusi ini BATAMAD akan menampung segala aspirasi yang disampaikan oleh Ormas Dayak dan Tokoh Adat.
"Banyak hal yang sudah kita dengar tadi, maka dari itu kita akan melakukan klarifikasi terlebih dahulu supaya persoalan ini jelas dan tidak terjadi sesuatu yang tidak kita harapkan," tambahnya.
Dikatakan Yuandrias Bahwa secara independen Batamad sendiri sudah mengirim surat ke Gubernur secara resmi melalui Biro Umum bahkan sudah tercatat. Kemudian mereka meminta waktu untuk melakukan pertemuan guna menyelesaikan polemik tentang Mandau tersebut.
Pewarta : Antonius Sepriyono | Liputan SBM