Kalteng - Pelabuhan bisa dikatakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara. Sedangkan pelabuhan bisa juga menjadi suatu kawasan industri. Hal ini disebabkan karena pelabuhan yang lalu lintasnya semakin ramai. Alhasil, akan memberikan dampak pada lingkungan disekitarnya sehingga lingkungan tersebut menjadi kawasan industri karena semua barang dapat diimpor atau diekspor melalui pelabuhan tersebut. Tetapi semua itu tidak akan dapat dilakukan bila kurangnya dukungan dari pemerintah dan juga masyarakat yang ada di sekitar pelabuhan itu.
Banyak contoh negara-negara yang pendapatan negaranya hasil dari pengelolaan pelabuhannya, salah satunya adalah Singapura yang hampir 90% pendapatan negaranya dari Pelabuhan. Oleh sebab itu Pelabuhan sangatlah penting untuk bisa menghasilkan Pendapatan bagi suatu daerah.
Di Kalimantan pun Pelabuhan masih menjadi prioritas untuk menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut. Untuk itulah Kepala Pelabuhan Bukit Pinang ingin sekali Pelabuhan yang di bawah komandonya bisa menjadi tempat untuk menambah penghasilan bagi daerahnya yakni Kota Palangka Raya.
Untuk diketahui Pelabuhan Bukit Pinang mulai dibangun dari tahun 2005 dan selesai di tahun 2011, dan sudah mendapat izin operasional dari Walikota Palangka Raya tahun 2017.
Baca Juga : Pelabuhan Bukit Pinang Kota Palangka Raya Sudah Mulai Banyak Aktivitas Bongkar Muat
Pelabuhan bukit Pinang berada di wilayah Kelurahan Tanjung pinang, kecamatan Pahandut kota Palangka Raya, dan saat ini berbenah yang mana dulunya sepi sekarang berangsur-angsur mulai terlihat aktivitas di pelabuhan itu.
Saat media Liputan SBM berbincang di kantornya di Pelabuhan Bukit Pinang, Kepala Pelabuhan Bukit Pinang Wiwin Iryani Hasanuddin, S.Sos mengatakan manfaat yang besar akan dirasakan oleh masyarakat Kota Palangka Raya bila Pelabuhan Bukit Pinang ini ramai aktivitas bongkar muatnya.
"Manfaat yang akan dirasakan masyarakat dengan adanya pelabuhan umum bongkar muat ini, berdampak pada harga-harga sembako yang murah karena tidak ada lagi mengambil barang dari provinsi lain tapi dari Jawa langsung masuk ke kota Palangka raya", ucap Wiwin. Rabu, (10/11).
Lebih lanjut dikatakannya kemudahan pelayanan bagi investor yang mau memakai jasa Pelabuhan dalam bongkar muat barang.
"Kalo investor-investor yang mau masuk kesini kan tidak di tarif-tarif, mereka boleh berkegiatan cuman tarif-tarif itu langsung dibayarkan ke negara (penerimaan negara bukan pajak), jadi kami tidak menentukan atau menominalkan tarif yang harus mereka membayar apabila berkegiatan di Pelabuhan Bukit Pinang", katanya.
Ditambahkan Wiwin juga "mungkin kedepannya kita akan berbicara dengan pemerintah daerah supaya mereka menyiapkan PERUSDA (Perusahaan Daerah) yang bisa mengelola kegiatan bongkar muat di dalam pelabuhan agar bisa mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) atau bisa juga membuat lahan parkir supaya yang memakai jasa pelabuhan itu bisa dimasukkan ke PAD "ujar Wiwin lagi.
"Jadi dengan adanya aktivitas di Pelabuhan juga dapat memicu terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar sekitar pelabuhan (Masyarakat Tanjung Pinang)", tambahnya
Wiwin juga mengutarakan masih adanya kendala dalam meningkatkan aktivitas di Pelabuhan Bukit Pinang tersebut seperti sarana dan Prasarananya.
"belum lengkapnya fasilitas pelabuhan yang ada di dermaga kami dan perlunya sosialisasi dari pihak terkait kepada masyarakat di sekitarnya, bahwa pelabuhan bukit pinang ini adalah pelabuhan umum yang boleh melakukan aktivitas bongkar dan muat segala macam kegiatan", tuturnya.
Wiwin juga berharap kepada semua pihak untuk bersama-sama membantu agar Pelabuhan Bukit Pinang bisa lebih banyak lagi aktivitasnya.
"Keinginan saya kepada pemerintah agar pelabuhan bukit pinang harusnya ada motivasi buat semuanya agar membantu kami supaya kapal-kapal selain CPO, juga ada kapal pengangkut sembako sehingga kita tidak harus mengambil dari Banjarmasin lagi karena High Cost", pungkasnya. #liputansbm
Pewarta : Andy Ariyanto