PALANGKA RAYA - Kehadiran Ritel modern merupakan sebuah pengembangan dari ritel tradisional, yang pada praktiknya mengaplikasikan konsep yang modern dengan memanfaatkan teknologi, serta mengakomodasi perkembangan gaya hidup di masyarakat atau konsumen.
Hanya saja pada salah satu sisi ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi, terkait dengan masuknya ritel modern khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Terkait dengan hal tersebut, Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Wilayah Provinsi Kalteng, Yohanes Freddy Ering mengatakan bahwa masuknya ritel modern di Kalteng harus dikendalikan.
“Terkait dengan hal itu saya merasa prihatin dan mengimbau kepada para kepala daerah, agar mengendalikan masuknya ritel-ritel modern, misalnya seperti alfamart dan indomaret. Karena bisa mati warung-warung tradisional, mati koperasi-koperasi ritel,” ucap Yohanes Freddy Ering pada Jum’at (10/12/2021).
Dia menambahkan bahwa jika secara jumlah ritel modern akan terus bertambah, maka justru akan mematikan usaha-usaha kecil atau UMKM yang ada. Selain itu dia menegaskan bahwa tidak ada yang melarang hadirnya ritel modern hanya saja dikendalikan.
Karena dia menilai bahwa itu semua ada aturannya dari instansi terkait menyangkut perizinan. Jika misalkan dalam suatu tempat ada warung tradisional maka jangan asal masuk atau nyelonong saja karena dari pihak instansi terkait modern tentunya punya mapping atau pemetaan.
“Itu pendapat saya pribadi, karena itu kan urusan UMKM tapi juga bersentuhan dengan koperasi. Jadi pada intinya kita minta dikendalikan, kemudian janganlah masuk sampai ke desa-desa,” lanjut Freddy.
Karena dia menilai agar cukup saja ritel-ritel modern tersebut ada di kota saja, karena jika sampai masuk ke desa-desa maka imbasnya akan membuat mati warung-warung kecil. Karena faktanya di lapangan banyak warung-warung kecil yang tutup karena hadirnya ritel modern.
Lanjutnya dengan kondisi seperti itu maka imbasnya akan membuat UMKM di Kalteng kedepannya akan sulit untuk berkembang. Terutama pedagang kecil atau warung-warung kecil yang berada dekat dengan ritel modern.
“Kita minta tolong agar dikendalikan. Kalau dengan begini kan akan memperbesar atau memperkaya konglomerat-konglomerat, sementara pedagang-pedagang kecil menjerit,” demikian Freddy Ering.
Pewarta : Antonius Sepriyono | Liputan SBM