Taj Yasin Sesalkan Guru Lakukan Rudapaksa Pada Muridnya - Liputan Sbm

Nusantara Baru Indonesia Maju

Nusantara Baru Indonesia Maju

15 December 2021

Taj Yasin Sesalkan Guru Lakukan Rudapaksa Pada Muridnya




Wonosobo - Ramai pemberitaan tentang oknum guru yang rudapaksa kepada murid-muridnya. Lalu Mencuatnya berita pemerkosaan terhadap belasan santriwati yang dilakukan pemilik pondok pesantren di kawasan Cibiru Kota Bandung dan pencabulan yang dilakukan guru agama di sekolah dasar di Cilacap, yang dimana hal tersebut telah mencoreng nama baik pondok pesantren, ucap Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen pada Selasa, (14/12 ) saat memberikan sambutannya pada acara Harlah ke - 6 Jam'iyyah Pengasuh Pesantren Putri dan Muballighah (JP3M) di Ponpes Al Mubarok Manggisan, Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Rabu, 15/12/2021.


Wagub Taj Yasin menyesalkan atas kejadian akhir-akhir ini. Mestinya pondok pesantren menjadi momentum untuk membuktikan dan menyuarakan ajaran yang murni. Pondok pesantren yang murni adalah yang mengedepankan akhlakul karimah dan syariat islam.


"Harusnya ini yang dimunculkan. Harusnya ini yang kita angkat. Sehingga orang-orang ‘ngowoh’ bahasane (melongo ibaratnya). Oo.. ternyata pondok pesantren yang ada kasus perkosaan 14 santrinya ternyata bukan pondok pesantren ya. Oo... ternyata itu boarding school saja ya. Jadi harus dibedakan antara pondok pesantren yang benar-benar mengajarkan syariat, mengajarkan akhlakul karimah dan mana yang hanya abal-abal," ujar Wagub.


Apabila persoalan seperti ini tidak direspons, tandasnya, berpotensi membuat masyarakat tidak percaya dengan pendidikan di pondok pesantren. Masyarakat menjadi fobia karena pondok pesantren tidak memberikan jaminan rasa aman dan nyaman untuk belajar agama.


"Kalau mereka (masyarakat) fobia dengan pondok pesantren, lalu bagaimana tanggung jawab kita sebagai masyarakat pesantren. Padahal kita ngertos (tahu) banyak pondok-pondok pesantren yang lebih bagus dari pondok-pondok pesantren yang saat ini dipromosikan masif," tandas dia

Wagub.


"Organisasi Islam perempuan seperti JP3M bisa membantu menyuarakan pendidikan pondok pesantren. Antara lain dengan mengunggah konten-konten positif di media sosial. Di samping itu, bisa juga bergabung dengan Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Jateng,” jelasnya.


“Dengan bergabung ke BKOW, bisa melakukan kontribusi yang lebih besar. Dalam organisasi BKOW, JP3M bisa menyisipkan ajaran Islam, dan menyampaikan bahwa pondok pesantren tidak hanya memikirkan kepentingan pondok pesantren tetapi juga memberi perhatian pada lingkungan di sekitarnya." pungkas Wagub Taj Yasin. #liputansbm


Pewarta : Puji S

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda