Paguyuban Transporter Limbah Gypsum Serahkan Bantuan Untuk Ibu Tumi - Liputan Sbm

Nusantara Baru Indonesia Maju

Nusantara Baru Indonesia Maju

16/1224

16/1224

04 January 2022

Paguyuban Transporter Limbah Gypsum Serahkan Bantuan Untuk Ibu Tumi




Jepara - Paguyuban Transporter Limbah Gypsum PLTU Tanjung Jati B Jepara serahkan bantuan untuk ibu Tumi (70) seorang janda yang selama ini hidup sendirian mengalami kelumpuhan selama 32 tahun warga desa Wedelan RT 02 RW 08 Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Selasa, 04/01/2022. 


Joko Samiyono Ketua Paguyuban Transporter Limbah Gypsum PLTU Tanjung Jati B Jepara saat menyerahkan bantuan didampingi oleh ibu RW 08 desa Wedelan, Ismawati, serta tokoh masyarakat Sugito dan Suroso. 


Joko mengatakan bantuan ini sebagai tanda empati dari anggota paguyuban Transporter Limbah Gypsum PLTU Tanjung Jati Jepara. 


Baca Juga : Warga Desa Wedelan Lumpuh 32 Tahun Hidup Sendiri Butuh Uluran Tangan


"kami mewakili rekan-rekan Paguyuban Transporter Limbah Gypsum PLTU Tanjung Jati B Jepara, sangat empati atas apa yang diderita ibu tumi. Sebagai rasa kepedulian kami bersama rekan-rekan memberikan bantuan sembako dan uang tunai 2 jt." katanya. 


"harapan kami, semoga apa yang bisa kami berikan dapat membantu meringankan beban ibu tumi. Dan semoga pihak-pihak lain dapat ikut membantu ibu tumi. " harap Joko menambahkan. 


Seperti yang diberitakan media Liputan SBM beberapa hari yang lalu. Ibu Tumi (70) tinggal sendirian di rumah yang sangat sederhana. Lantainya masih berupa alas tanah. Kalau malam tidak ada penerangan lampu. Ia mengalami kelumpuhan sejak tahun 1989. Waktu itu, dia mengalami sakit panas. Setelah diperiksakan ke Dokter hasil diagnosa mengalami gejala stroke ringan. Sehubungan keadaan ekonominya yang pas pasan, pengobatan dihentikan. Hal ini menyebabkan menjadi stroke berat yang menyebabkan lumpuh permanen. Hidup sendirian, dengan kondisi yang lumpuh tentu sangat sulit melakukan aktivitas sehari hari. 


Salah satu tokoh masyarakat Sugito mengatakan, "Masyarakat sekitar berharap ada yang bisa membantu membuatkan MCK secara khusus, agar dia bisa aktifitas sendiri bisa hidup secara sehat tidak terkesan kumuh. Sebab saat ini, aktivitas untuk MCK dilakukan didalam kamar atau tempat tidur." Ucap Sugito. #liputansbm


Pewarta : Puji S

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda