PALANGKA RAYA - Dinas PUPR telah mendesain ulang pembangunan bundaran besar kota Palangka Raya, menurut keterangan Kepala Dinas PUPR Provinsi Kalteng, tidak akan ada perubahan atau penghilangan kondisi awal. Tetapi hanya menambah interior sehingga kelihatan bagus.
Senada dengan hal tersebut, salah satu tokoh adat Dayak, Yansen Binti mendukung rehab bundaran apabila tidak merubah apapun dari tugu tersebut kecuali hanya di tambah ornamen untuk menambah estetika saja
Dirinya mengatakan bahwa tugu bundaran besar yang terletak di jantung kota Palangka Raya tersebut memiliki nilai-nilai kedayakan dan sejarah yang kental.
Yansen menyebutkan bahwa patung-patung yang ada di bundaran merupakan monument bersejarah karena di dalam nya ada unsur ABRI dan masyarakat, awal mula monument pertama adalah peletakan batu pertama ( Tugu Soekarno sekarang ) atau tepat nya di depan kantor DPRD Provinsi Kalteng ( kantor Gubernur dulu), kemudian titik kedua adalah bundaran besar yang ada di tengah kota Palangka Raya.
Dahulu sebelum di timbun di tengahnya danau, tugu ( patung–patung) tersebut sudah ada dibangun sebagai monument kedua, tugu atau patung-patung tersebut adalah penanda jaman. Justru tugu tersebut haruslah di jadikan Cagar Budaya jangan sampai di hilangkan bentuk-bentuk awal tersebut karena Tugu yang ada telah menjadi jati diri yang mengakar bagi kota Palangka Raya, tugu tersebut terdiri dari patung ABRI, masyarakat dan ornament budaya adalah presentasi masyarakat kota Palangka Raya yang bekerjasama, Isen Mulang ( pantang menyerah) dan sarat akan nilai sejarah akan pembangunan kota Palangka Raya.
Karena kota palangka raya dibangun bersama ABRI dan masyarakat dan dibawah komando Bapak Pahlawan Nasional Tjilik Riwut dan di dukung oleh damang pahandut yaitu Damang Sawal, Camat Pahandut dan lainnya.
Akan tetapi menurut Yansen dirinya telah melihat desain baru rehab bundaran tersebut, dan mempertanyakan keberadaan patung ABRI dan masyarakat, apakah masih ada atau tidak untuk rehab bundaran baru nantinya ? Karena secara visual patung tersebut sudah tidak ada lagi di desain yang baru, apabila patung tersebut di hilangkan akan menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, seperti Ormas Gerdayak, Hipakad, Legion Veteran, serta Pemuda Panca Marga.
“Kiranya rehap bundaran besar di lakukan dengan penuh kebijaksanaan memandang dari nilai sejarah, sosial dan budaya," demikian dikatakan Yansen pada Sabtu 8 Januari 2022. (Red)