Rembang - KH. Maimoen Zubair atau Mbah Maimoen (Mbah Moen) adalah seorang ulama besar di Indonesia. Salah satu ulama yang mendapatkan karomah dari Allah SWT. karena hanya orang-orang terpilih yang konon mendapat hal tersebut. Mbah Moen pimpinan dari Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Jum'at (15/4/2022).
Namanya sudah terkenal ke manca negara karena dia merupakan sosok ulama yang paling dihormati.
Ulama asal Rembang, Jawa Tengah, kelahiran 28 Oktober 1928 itu memiliki banyak santri dan murid, salah satunya adalah Gus Baha.
Mbah Maimoen juga memiliki pesantren bernama Ponpes Al Anwar yang terletak di tanah kelahirannya. Pimpinan dari Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Pondok pesantren ini didirikan oleh KH Maimoen Zubair sudah atau sang ayah dari mbah Maimoen.Sudah berdiri sejak 1967 hingga kini.
Meskipun telah tiada, sosok Mbah Maimoen terus dikenang hingga kini. Salah satunya adalah mengenai karomah Mbah Maimoen Zubair yang disaksikan langsung oleh sejumlah muridnya.
Sama seperti karomah Habib Luthfi bin Yahya, karomah Mbah Maimoen sangat sukar dipercaya, akan tetapi benar adanya.
Mbah Moen adalah waliyullah yang menerima karomah atau anugerah dari Allah Swt. karena kesalehan, kealiman, dan ketakwaannya.
Karomah dari sosok ulama yang wafat di Makkah, Arab Saudi pada usia 90 tahun saat melaksanakan ibadah haji tersebut.
7 Karomah Mbah Maimoen Zubair
(1). Menghentikan Hujan Lebat
Salah satu karomah Mbah Maimoen Zubair yang terungkap ke publik adalah menghentikan hujan lebat.
Mulanya, Mbah Maimoen tengah mengisi acara Maulid Nabi di Kudus. Di tengah-tengah acara, hujan pun turun dan seketika membuat sebagian orang panik.
Pada saat yang sama, panitia pun kebingungan karena Mbah Maimoen terkena percikan air hujan dan tak mau pindah ke dalam rumah.
Panitia pun berusaha memayungi Mbak Maimun. Di sela-sela acara, Mbah Moen berdoa pada Allah Swt. dan diikuti para jemaah. Tak lama, hujan deras pun turun dan membuat takjub para jemaah.
(2). “Melipat Waktu”
Karomah Mbah Maimoen Zubair yang satu ini diceritakan langsung oleh KH Fadlolan Musyaffa.
Melansir dari laman lingkarmadiun hal ini bermula saat Kyai Fadlolan dan Mbah Moen berjiarah ke makam Imam Syadzili di Mesir.
Kyai Fadlolan yang saat itu tengah berkuliah di sana bingung karena waktu yang dimiliki Mbah Maimoen di sana terbatas. Di sisi lain, jarak tempuh menuju makam sangat jauh dan umumnya harus menginap.
Namun, karena mendapat permintaan langsung dari Mbah Maimoen maka mereka pun berangkat.
Menempuh perjalanan 400 km, ternyata rombongan tiba dengan waktu hanya 2,5 jam yang biasanya sampai 9 jam.
(3). Mobil Melaju Tanpa Bahan Bakar
Sukar dipercaya, tapi benar adanya. Begitulah karomah Mbah Maimoen saat menaiki mobil tanpa bakar.
Diceritakan, Mbah Maimoen kerap menaiki sebuah mobil yang mudah rusak. Bahkan, mobil tersebut selalu masuk bengkel.
Saat diperjalanan dari Pasuruan, ada sebuah kejadian yang sukar dipercaya.
Seorang montir bengkel yang memeriksa kondisi mobil itu mengatakan bahwa saluran selang mobil tersebut tidak tersambung.
Anehnya, sang montir pun tak percaya karena mobil itu masih bisa berjalan.
(4). Bertemu Nabi Khidir AS
Karomah Mbah Maimoen Zubair lainnya adalah bertemu Nabi Khidir AS. Saat dia masih menjadi santri di Pondok Lirboyo Kediri, Jawa Timur.
Ketika itu, Mbah Moen merasakan kehadiran seseorang dan memanggilnya dari arah makam dekat pondok.
“Kamu cinta kepada saya, saya juga cinta kepada kamu, dijamin Gusti Allah nantinya,” ucap sosok tersebut yang dipercaya Nabi Khidir.
Nabi Khidir pun mendoakan Mbah Moen dan seketika hilang dari pandangan Mbah Maimun.
(5). Menyembuhkan Penyakit
Kyai Fadlolan menyaksikan kembali karomah Mbah Maimoen Zubair ketika ulama besar tersebut meyembuhkan penyakit dengan wasilah air.
Hal ini bermula ketika ada seorang ibu pemilik warung yang meminta air doa (wasilah air) pada Mbah Maimun untuk suaminya yang tengah sakit. Mbah Maimun pun mendoakan air tersebut dan diberikan pada suaminya.
Beliau juga mengusapkannya pada orang yang tengah sakit tersebut. Tak lama, suami dari ibu pemilik warung itu berangsur pulih.
(6). Menipu, Restoran Mesir Terbakar
Kyai Fadlolan juga menceritakan karomah Mbah Maimoen saat mengantarkan beliau dan istrinya ke makam Imam Syadzili.
Saat itu, rombongan beristirahat untuk makan di sebuah restoran. Usai makan, Mbah Moen memberikan uang 300 pound Mesir pada Kyai Fadlolan.
Namun, kasir mengatakan kalau uang untuk membayar tersebut kurang karena totalnya 750 pound Mesir. Padahal, uang yang dibayarkan Mbah Maimoen lebih dari cukup sesuai pesanan.
Mengetahui Kyai Fadlolan menambah uang yang kurang tersebut, Mbah Maimun mengatakan “Bukan dari golongan kita, MasyaAllah.”.
Tak lama, restoran tersebut mengalami kebakaran setelah rombongan Mbah Maimoen pergi.
(7). Mengetahui Tanggal Wafatnya
Karomah ini dikisahkan oleh jemaah haji asal Tegalrejo bernama Sodikun. Saat itu, Sodikun diminta kakaknya untuk sowan pada Mbah Moen yang tengah menunaikan ibadah haji.
Sodikin akhirnya bertemu Mbah Moen dan bertanya sampai kapan Mbah Moen akan tinggal di Makkah. Mbah Moen menjawab bahwa dia akan tinggal sampai tanggal 5.
Sodikun merasa heran karena ibadah haji jika dihitung dari kalender hijriyah maupun masehi akan berakhir di sekitar tanggal belasan.
Rupanya, pada 5 Dzulhijjah 1440 H atau 6 Agustus 2019, Sodikin baru menyadari bahwa tanggal tersebut adalah waktu di mana Mbah Moen wafat.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Pewarta : Puji S