Foto: siaran resmi statistik yang dilaksanakan di ruang pertemuan BPS Kalteng. |
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, deflasi di Kalteng mencapai 0,20 persen.
Kota Palangka Raya dan Sampit mengalami penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,28. Hal ini menunjukkan adanya penurunan harga secara keseluruhan di kedua kota tersebut.
Kepala BPS Provinsi Kalteng, Eko Marsoro, melalui Koordinator Fungsi Statistik Distribusi, Akhmad Tantowi dalam siaran resmi statistik yang dilaksanakan di ruang pertemuan BPS Kalteng, Jalan Kapten Piere Tandean, Palangka Raya menjelaskan, bahwa deflasi ini disebabkan oleh penurunan harga pada beberapa kelompok barang dan jasa. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami penurunan sebesar 0,53 persen, kelompok transportasi turun sebesar 0,48 persen, dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami penurunan sebesar 0,06 persen, Jumat (1/9/2023).
Meskipun terjadi deflasi pada bulan Agustus 2023, data juga menunjukkan adanya inflasi dalam jangka waktu yang lebih panjang. Inflasi tahun kalender (Agustus 2023 terhadap Desember 2022) mencapai 1,42 persen, sedangkan inflasi tahun ke tahun (Agustus 2023 terhadap Agustus 2022) sebesar 2,99 persen untuk gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit.
Penurunan harga juga terjadi pada beberapa komoditas. Dalam periode tersebut, daging ayam ras, angkutan udara, bawang merah, beras, ikan saluang, tomat, ikan gabus, ikan baung, udang basah, dan ketimun memberikan sumbangan deflasi. Sementara itu, komoditas seperti bayam, cabai rawit, bawang putih, rokok kretek filter, obat dengan resep, bahan bakar rumah tangga, sekolah menengah pertama, emas perhiasan, solar, dan rokok putih memberikan sumbangan inflasi.
“Dari 12 kota di Pulau Kalimantan, terdapat 5 kota yang mengalami inflasi dan 7 kota yang mengalami deflasi. Samarinda mencatatkan inflasi tertinggi sebesar 0,10 persen dengan IHK 114,44, sedangkan Pontianak mencatatkan deflasi terdalam sebesar 0,40 persen dengan IHK 115,50,” katanya.
Deflasi di Palangka Raya dan Sampit menjadi perhatian penting dalam memahami kondisi ekonomi di Kalimantan Tengah. Para pelaku usaha dan konsumen diharapkan dapat memperhatikan perubahan harga yang terjadi dan mengambil langkah yang tepat dalam menghadapinya.
Pewarta : Antonius Sepriyono