Foto: pembukaan rakor pembahasan materi Pumpung Hai kelembagaan adat Dayak Kalimantan Tengah di Best Western Batang Garing Hotel. |
Dalam laporannya pada saat pembukaan kegiatan, Ketua Panitia Rakor, Baru I Sangkai, menjelaskan bahwa tujuan rapat koordinasi tersebut adalah untuk melaksanakan peraturan DAD No. 1 Tahun 2019 tentang tata organisasi DAD Provinsi Kalimantan Tengah.
“Rapat kerja pengurus merupakan rapat yang diadakan setahun sekali oleh ketua bersama seluruh anggota untuk mengambil kebijakan dan keputusan,” kata Baru.
Selain itu, rapat koordinasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan semangat kesatuan dan kebersamaan serta sinergitas antara DAD, Batamad provinsi dan kabupaten/kota, serta damang kepala adat yang berada di wilayah Kalimantan Tengah.
“Rapat ini juga sebagai penegasan terhadap tugas dan fungsi DAD, Batamad, dan damang kepala adat, serta sinergi kelembagaan adat dan ormas Dayak dalam memelihara dan melestarikan kearifan lokal, serta memfasilitasi penyelesaian sengketa masyarakat adat Dayak,” ungkapnya.
Selain itu, tujuan lainnya adalah membangun sinergitas antara damang, ormas Dayak dengan lembaga keagamaan terkait ritual dan adat istiadat.
“Pada rapat koordinasi ini, DAD juga akan mengevaluasi penegakan hukum adat, hak-hak adat, dan kearifan lokal dalam pelaksanaan program pembangunan daerah,” jelasnya.
Selain itu, DAD juga akan memperkuat hubungan hirarkis dan/atau koordinatif antara DAD dengan kedamangan dan kelembagaan adat lainnya, serta menetapkan keputusan-keputusan lain dalam batas kewenangannya.
Sementara itu, Ketua Umum DAD Kalteng, H. Agustiar Sabran melalui Ketua Harian, Andrie Elia Embang menyatakan bahwa Pumpung Hai merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh DAD setiap tahunnya.
“Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan pengurus DAD se-Kalimantan Tengah, Damang, dan Mantir sebagai pemangku adat, Batamad, serta ormas se-Kalimantan Tengah. Tujuannya adalah menyatukan persepsi agar menjadi satu visi dalam kehidupan Huma Betang,” katanya.
Dikatakan Andrie bahwa Huma Betang sendiri memiliki filosofi hidup rukun dan damai tanpa memandang suku, ras, dan agama.
“Kalimantan Tengah adalah sebuah Huma Betang, jadi mari kita bersama-sama membangun dan memberdayakan masyarakat melalui organisasi kelembagaan adat, tokoh masyarakat, dan seluruh ormas yang ada di Kalimantan Tengah,” pungkasnya.
Pewarta : Antonius Sepriyono