Jangan Tergiur Transaksi Jual Beli Suara Di Pemilu 2024 - Liputan Sbm

Nusantara Baru Indonesia Maju

Nusantara Baru Indonesia Maju

07 February 2024

Jangan Tergiur Transaksi Jual Beli Suara Di Pemilu 2024



LIPUTANSBM.COM, PALANGKA RAYA - Menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu), praktik politik uang atau yang dikenal dengan istilah money politik telah menjadi sebuah kebiasaan yang meresahkan. Hal ini diungkapkan oleh seorang aktivis di Kalimantan Selatan, Habib Aspihani bin Ideris Assegaf, kepada sejumlah wartawan pada Senin, (5/2/2024) dalam sebuah wawancara telepon.

Menurut Aspihani, politik uang telah menjadi budaya yang digunakan oleh tim sukses, individu, maupun pihak calon legislatif (caleg) untuk mempengaruhi masyarakat agar memilih salah satu caleg. Namun, ia menegaskan bahwa praktik tersebut bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai agama. Dengan tegas, ia menyatakan bahwa Islam mengajarkan bahwa memberi atau menerima sogokan untuk memilih caleg tertentu akan berujung pada azab neraka.

"Seandainya kita masih ada setitik iman, niscaya tak akan tergoda dengan iming-imingan duit untuk mencoblos salah satu caleg. Karena islam mengajarkan sogok menyogok itu keduanya baik yang memberi maupun menerima untuk diarahkan mencoblos caleg tertentu, maka azab neraka bakal menunggu kita," ucapnya.

Caleg DPR-RI dari Partai Perindo di dapil Kalimantan Selatan I, juga angkat bicara mengenai masalah ini. Ia menegaskan bahwa menyogok pemilih adalah perbuatan tercela dan jelas melanggar hukum. Bahkan, ia mengutip UU No.10 Tahun 2016 Pasal 187A ayat (1) dan Pasal 73 ayat (4) yang mengancam pidana paling singkat 6 tahun penjara dan denda 1 milyar rupiah bagi pelakunya.

"Sejumlah ulama sudah menyampaikan, bahwa sogok menyogok itu adalah perbuatan yang membuat kita bakal masuk neraka, bahkan dalam hukum negara pun itu adalah sebuah perbuatan yang melanggar UU No.10 Tahun 2016 Pasal 187A ayat (1) dan Pasal 73 ayat (4) dengan ancaman pidana paling singkat 6 tahun penjara dan denda 1 milyar rupiah", tegas Habib Aspihani.

Dosen dari Universitas Islam Kalimantan (Uniska) ini mengingatkan bahwa Pemilu yang tinggal beberapa hari lagi harus berjalan dengan jujur, adil, dan damai. Ia berharap agar hasil Pemilu nanti dapat melahirkan pemimpin yang tidak korupsi dan mampu memperjuangkan aspirasi rakyat. Untuk itu, ia meminta agar para calon pemilih menggunakan hak suaranya dengan bijak, tidak tergiur oleh politik uang, dan memilih caleg sesuai dengan hati nurani mereka.

Dalam mengakhiri wawancaranya, Habib Aspihani menegaskan bahwa memilih caleg yang terlibat dalam politik uang hanya akan berujung pada hubungan yang bersifat transaksional, tanpa keberlanjutan dan kepedulian yang sesungguhnya terhadap kebutuhan rakyat. Dengan demikian, ia menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk memilih dengan cerdas demi masa depan yang lebih baik.

"Gunakanlah hak pilih buhan pian dengan benar. pilihlah caleg sesuai hati nurani kita-kita, yang sifatnya berkepanjangan selama lima tahun kedepan dapat memperjuangkan aspirasi kita-kita. Jangan sampai anda tergiur langkah oknum caleg dengan jalan melakukan jual-beli suara untuk mencapai tujuannya. Saya yakin caleg model begitu apabila dia terpilih, hubungan kita hanya sampai disitu saja. iya kan?," tanya balik Habib Aspihani kepada wartawan seraya mengakhiri wawancaranya. (Red)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda