Kepala BPS Kalteng, Eko Marsoro saat menyampaikan rilis Berita Resmi Statistik (BRS) di ruang pertemuan BPS Kalteng. |
Kepala BPS Kalteng, Eko Marsoro, mengungkapkan bahwa inflasi tersebut menyebabkan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai angka 105,96.
“Pada Maret 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 2,72 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,96,” kata Kepala BPS Kalteng, Eko Marsoro dalam konferensi persnya di ruang pertemuan BPS, Senin (1/4/2024).
Eko menyebut, bahwa inflasi tertinggi y-to-y terjadi di Kabupaten Kapuas sebesar 3,35 persen dengan IHK sebesar 106,83 dan terendah terjadi di Sampit sebesar 2,43 persen dengan IHK sebesar 105,28.
Eko menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pemantauan BPS di 4 kabupaten/kota, perkembangan harga berbagai komoditas pada Maret 2024 secara umum dibandingkan bulan yang sama tahun lalu menunjukkan adanya peningkatan.
Ia menyebutkan, bahwa inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 5,65 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,19 persen.
Selanjutnya, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,70 persen, kelompok kesehatan 1,16 persen, kelompok transportasi 0,83 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 2,51 persen, kelompok pendidikan 2,40 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,27 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 1,19 persen.
“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki turun sebesar 0,13 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,04 persen,” ungkapnya.
Sementara itu, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Maret 2024, sebut Eko, antara lain beras, ikan gabus, Sigaret Kretek Mesin (SKM), telur ayam ras, tomat, gula pasir, ikan nila, udang basah, emas perhiasan.
Selanjutnya, bawang putih, ikan saluang, Sigaret Kretek Tangan (SKT), makanan ringan/snack, biskuit, nasi dengan lauk, sewa rumah, susu bubuk, cabai merah, sekolah dasar, dan ketimun.
Sementara komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain ikan papuyu, minyak goreng, bahan bakar rumah tangga, baju muslim wanita, bensin, daun singkong, bawang merah, sabun mandi cair, masker, ikan layang/ikan benggol, seragam sekolah anak, semen, sepatu anak.
“Kemudian daging sapi, daging babi, tissu, sabun cair/cuci piring, tahu mentah, ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, dan ikan sepat siam,” pungkasnya.
Pewarta : Antonius Sepriyono