Kebakaran Hutan dan Lahan di Palangka Raya: Patroli Ditingkatkan di Area Rawan - Liputan Sbm

Nusantara Baru Indonesia Maju

Nusantara Baru Indonesia Maju

07 September 2024

Kebakaran Hutan dan Lahan di Palangka Raya: Patroli Ditingkatkan di Area Rawan



LIPUTANSBM.COM, Palangka Raya – Kota Palangka Raya kembali dihadapkan pada fenomena kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kian mengkhawatirkan. 

Data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya melalui akun Instagram resminya mengungkapkan, total 97 kejadian karhutla sepanjang tahun 2024 dengan luas lahan terdampak mencapai 38,81 hektare. Palangka Raya, sabtu (07/09/2024) 

Distribusi kejadian karhutla tersebar di beberapa wilayah kecamatan, dengan Jekan Raya mencatatkan angka tertinggi sebanyak 66 kali kebakaran. Disusul oleh Sebangau sebanyak 18 kali, Pahandut 9 kali, dan Bukit Batu 3 kali. Sementara itu, Rakumpit menjadi satu-satunya kecamatan yang tidak mengalami kebakaran hutan atau lahan.

(Dikutip dari media center Kota Palangka Raya) Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi, menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya untuk menekan angka karhutla. 

Dalam wawancaranya pada Rabu (4/09), Hendrikus menyampaikan bahwa patroli rutin terus digencarkan di wilayah-wilayah yang memiliki riwayat tinggi karhutla, terutama area gambut yang rawan terbakar. 

"Kami secara rutin melakukan patroli di wilayah-wilayah rawan karhutla untuk memantau kondisi lapangan serta memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya dan dampak kebakaran hutan dan lahan," ujarnya.

Selain patroli, upaya sosialisasi kepada masyarakat menjadi salah satu langkah preventif yang diandalkan oleh BPBD. Masyarakat diimbau untuk terus waspada dan segera melaporkan jika melihat adanya tanda-tanda kebakaran hutan dan lahan. 

"Peran masyarakat sangat penting dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. Kami berharap mereka dapat segera melaporkan jika ada kejadian karhutla," tambah Hendrikus.

Langkah-langkah antisipasi ini diharapkan dapat meminimalisasi dampak buruk karhutla, terutama di kawasan gambut yang dikenal memiliki risiko kebakaran tinggi, terlebih di musim kemarau panjang. 

Dengan cuaca kering yang masih terus berlangsung, tantangan untuk menanggulangi karhutla di Palangka Raya tahun ini menjadi semakin besar.

Kebakaran hutan dan lahan tidak hanya membawa dampak terhadap lingkungan, namun juga pada kualitas udara yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Asap hasil karhutla dapat memicu gangguan pernapasan dan memperparah kondisi cuaca di daerah sekitar. 

BPBD Kota Palangka Raya mengingatkan pentingnya peran seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam mencegah karhutla lebih lanjut, demi menjaga kelestarian hutan dan keselamatan bersama.

Pewarta: Andy Ariyanto

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda