Menggali Potensi Herbal Karamunting untuk Masa Depan Ekonomi Hijau - Liputan Sbm

Nusantara Baru Indonesia Maju

Nusantara Baru Indonesia Maju

16/1224

16/1224

04 September 2024

Menggali Potensi Herbal Karamunting untuk Masa Depan Ekonomi Hijau

LIPUTANSBM.COM, PALANGKA RAYA – Kalimantan, dikenal sebagai jantung hijau Indonesia, tak hanya menawarkan kekayaan alam berupa hutan tropis dan keanekaragaman hayati yang melimpah. Di balik dedaunan dan hutan lebatnya, tersimpan potensi besar di bidang tanaman obat yang kini mulai dimanfaatkan secara optimal, salah satunya adalah Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa), atau yang lebih akrab dikenal sebagai Kemunting.

Tumbuhan liar yang dulu sering dipandang sebelah mata ini, sekarang menjadi sorotan berkat inovasi terbaru yang dikembangkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya. Mereka telah berhasil mengubah Karamunting, yang tumbuh subur di lahan kering dan sering ditemui di lereng-lereng gunung, menjadi bahan dasar pembuatan teh herbal instan yang ramah lingkungan. Rabu (4/9/2024) 

Inovasi ini muncul di tengah upaya besar untuk menggerakkan ekonomi lokal melalui pemanfaatan teknologi tepat guna di skala rumah tangga. Dengan proses produksi yang sederhana namun efisien, masyarakat setempat kini dapat memproduksi teh herbal dari daun Karamunting dengan cepat dan mudah. Produk ini tidak hanya berpotensi meningkatkan kesehatan masyarakat dengan kandungan antioksidan alaminya, tetapi juga membuka peluang usaha baru yang berpotensi komersial tinggi.

Salah satu inovasi unggulan yang dipresentasikan oleh DLH Kota Palangka Raya adalah produk Teh PLTB, yang terbuat dari daun Karamunting. Produk ini tidak hanya memberikan manfaat kesehatan, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam pengelolaan limbah organik yang biasanya dihasilkan dari aktivitas pembukaan lahan. Kini, daun yang dulunya dianggap sebagai limbah tak berharga, telah diolah menjadi produk bernilai tinggi dengan merek yang mulai dikenal secara luas.

Yudo, seorang pejabat DLH Kota Palangka Raya, dengan penuh optimisme menyatakan, "Kami tidak hanya berupaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tetapi juga mengubah tantangan menjadi peluang. Melalui kolaborasi ini, DLH bersama masyarakat dan UMKM telah menghasilkan Teh PLTB, sebuah produk inovatif yang menjadi simbol keberhasilan program Pengelolaan Limbah Terpadu Berkelanjutan (PLTB). Ini adalah bentuk nyata dari komitmen kami untuk mendukung dan mengembangkan produk ramah lingkungan." ujarnya (3/8) (sumber media center Kota Palangka Raya). 

Teh PLTB kini telah dipasarkan dengan label khusus dari DLH Kota Palangka Raya, sebagai bukti bahwa bahan yang dianggap tidak berguna dapat diolah menjadi produk bernilai tambah. 

"Kami berharap Teh PLTB dapat menjadi contoh bagi masyarakat bahwa bahan yang dianggap sebagai limbah dapat diubah menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai tambah. Ini juga merupakan langkah kami dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi berkelanjutan," tambah Yudo.

Pengembangan produk teh herbal dari Karamunting ini bukan hanya sekadar upaya memberdayakan masyarakat lokal, tetapi juga merupakan upaya untuk melestarikan kearifan lokal yang telah turun-temurun diwariskan. Inisiatif ini diharapkan mampu menarik perhatian lebih luas terhadap kekayaan alam Kalimantan, sekaligus mendorong pengembangan lebih lanjut di bidang produk herbal lokal.

Dengan potensi yang begitu besar, Karamunting bisa menjadi simbol kebangkitan ekonomi lokal yang berbasis pada kearifan lokal dan keberlanjutan lingkungan. Jika berhasil, model pengembangan ini bisa diadaptasi di berbagai daerah lain di Indonesia yang memiliki kekayaan tanaman obat serupa.

Kalimantan kini berada di garis depan dalam memanfaatkan tanaman obat lokal, tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga sebagai langkah penting menuju kemajuan ekonomi hijau yang berbasis pada keunikan dan kekayaan alam lokal. 

Di masa depan, Karamunting dan inovasi seperti Teh PLTB bisa menjadi pelopor bagi kebangkitan ekonomi berkelanjutan di seluruh Indonesia.

Pewarta : Andy Ariyanto

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda