LIPUTANSBM.COM, PALANGKA RAYA – Dalam upaya mewujudkan Kota Palangka Raya yang bebas dari pencemaran merkuri, Pemerintah Kota melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar sosialisasi intensif mengenai pengurangan dan penghapusan merkuri di Aula Kantor Kecamatan Bukit Batu, Rabu (11/9/2024).
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan para lurah se-Kecamatan Bukit Batu.
Sosialisasi yang dibuka oleh Camat Bukit Batu, Hendrikus Satria Budi, merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam menangani masalah pencemaran merkuri, terutama yang berasal dari penambangan emas skala kecil, sebuah aktivitas yang selama bertahun-tahun menjadi sumber penghidupan bagi banyak masyarakat setempat.
Hendrikus, yang kerap disapa Budi, menegaskan bahwa penggunaan merkuri telah menjadi perhatian serius karena dampak buruknya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
“Pemko Palangka Raya terus berupaya mengurangi dan menghapus penggunaan merkuri, terutama di kalangan penambang emas skala kecil. Sosialisasi ini penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya merkuri serta menyediakan alternatif lain dalam aktivitas ekonomi mereka,” ungkap Hendrikus dalam sambutannya.
Merkuri, yang dikenal sebagai zat beracun, merupakan ancaman nyata bagi ekosistem. Pencemarannya dapat merusak air, tanah, dan udara, serta berdampak langsung pada kesehatan manusia, mulai dari gangguan sistem saraf hingga kerusakan organ vital.
Penambangan emas yang masih menggunakan merkuri sebagai bagian dari proses ekstraksi emas telah memperburuk kualitas lingkungan di beberapa wilayah di Palangka Raya. Namun, bagi masyarakat yang bergantung pada kegiatan ini, menemukan cara yang lebih aman bukanlah perkara mudah.
Dalam kegiatan sosialisasi ini, DLH Kota Palangka Raya, melalui Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun (B3), Teguh Jaya Permana, menyatakan bahwa pemerintah siap memberikan solusi dan pendampingan teknis bagi para penambang emas yang ingin beralih ke metode penambangan yang lebih ramah lingkungan.
Teguh menjelaskan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko penggunaan merkuri sekaligus membuka jalan bagi penerapan teknologi yang lebih aman dan berkelanjutan.
“Kami berharap, melalui sosialisasi ini, masyarakat penambang emas skala kecil dapat memahami bahaya merkuri serta mencari alternatif penghasilan yang lebih aman dan berkelanjutan. Pemerintah akan terus mendukung mereka dengan memberikan solusi serta pendampingan yang diperlukan,” ujar Teguh.
Selain memberikan pemahaman tentang bahaya merkuri, sosialisasi ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari bahan berbahaya ini.
Pemerintah Kota Palangka Raya telah melakukan berbagai inisiatif, termasuk penyuluhan, sosialisasi, dan pendampingan teknis, guna membantu penambang menemukan alternatif yang tidak hanya aman bagi lingkungan, tetapi juga layak secara ekonomi.
Keberhasilan sosialisasi dan upaya penghapusan merkuri di Palangka Raya diharapkan dapat menjadi model bagi wilayah lain yang juga menghadapi tantangan serupa. Pemerintah berkomitmen untuk terus melanjutkan upaya ini, sembari berharap masyarakat dapat merespons dengan positif dan ikut berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Palangka Raya terus bergerak menuju masa depan yang lebih bersih dan bebas dari merkuri. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam mengubah kebiasaan lama yang sudah mengakar kuat di kalangan penambang.
Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan teknologi menjadi kunci penting dalam menciptakan masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan.
Pewarta : Andy Ariyanto