LIPUTANSBM.COM, Palangka Raya – Kota Palangka Raya menunjukkan kemajuan signifikan dalam upayanya menekan angka stunting pada anak. Berdasarkan survei terbaru, tingkat stunting di kota ini turun menjadi 14 persen pada tahun 2024, dibandingkan dengan 28 persen pada tahun sebelumnya.
Menurut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Disdalduk KB P3A) Kota Palangka Raya, dr. M. Fitriyanto Laksono, penurunan ini tak lepas dari berbagai intervensi yang telah dilakukan secara intensif dan terkoordinasi.
Berdasarkan survei kesehatan Indonesia tahun 2022, angka stunting di Palangka Raya mencapai 27,8 persen. Namun, angka ini sempat naik menjadi 28 persen pada tahun 2023. Melihat situasi ini, pemerintah kota melakukan langkah-langkah yang lebih intensif untuk menurunkan angka stunting.
Pada bulan Juni 2024, sebagai bagian dari upaya percepatan penurunan stunting secara nasional, dilakukan Intervensi Serentak Percepatan Penurunan Stunting (ISPS) di seluruh Indonesia. Di Palangka Raya, sebanyak 18.145 balita diukur dan hasilnya menunjukkan 736 balita mengalami stunting dimana jumlahnya setara dengan kurang dari 10 persen.
Program penimbangan serentak kembali digelar pada Juli 2024 di 149 posyandu yang tersebar di lima kecamatan di kota Palangka Raya. Sebanyak 16.200 balita diukur, dan 583 di antaranya teridentifikasi stunting.
Hasil ini merupakan buah dari gerakan serentak yang dilaksanakan sejak Maret hingga Juni 2024, dimana kader-kader posyandu mengunjungi rumah-rumah untuk menimbang dan mengukur anak-anak di bawah usia lima tahun.
dr. Fitriyanto menjelaskan bahwa pencapaian ini tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak. Salah satunya adalah program "Ayah Bunda Asuh," yang memberikan asupan makanan bergizi dan vitamin bagi anak-anak yang berisiko stunting.
“Disdalduk KB P3A juga telah membentuk "Dapur Sentralisasi Stunting" di 30 kelurahan sebagai upaya lain untuk menekan angka stunting di Palangka Raya.”ucapnya. Senin (02/09/2024)
Kedepannya, Disdalduk KB P3A akan lebih mengintensifkan penanganan di kelurahan-kelurahan yang paling berisiko stunting, yaitu Kelurahan Pahandut dan Kelurahan Langkai.
Program lain yang juga sudah digalakkan adalah "Gema Senyum Balita Hebat," yang mempertemukan Ayah Bunda Asuh dengan anak-anak yang berisiko stunting, sebagai bagian dari kampanye besar untuk memerangi stunting di kota ini.
"Harapan kami, di tahun 2024 ini, anak-anak Kota Palangka Raya bisa bebas dari risiko stunting," ujar dr. Fitriyanto, optimis. Upaya terpadu ini diharapkan akan terus berlanjut hingga tercapai target nol stunting di masa mendatang.
Pewarta: Andy Ariyanto