LIPUTANSBM.COM, Palangka Raya – Pemerintah terus mempercepat upaya untuk mencetak sawah baru sebagai bagian dari rencana besar membangun lumbung pangan di Kalimantan Tengah. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya, Sugiyanto, mengumumkan bahwa program cetak sawah seluas 10.678 hektar akan segera dimulai di wilayah Palangka Raya. Pernyataan ini ia sampaikan saat acara penanaman perdana padi gogo di Kelurahan Pager, Kecamatan Rakumpit, pada Rabu (15/10/2024).
di kesempatan berbeda Sugiyanto menjelaskan, cetak sawah di Palangka Raya merupakan bagian dari rencana nasional yang menargetkan pembukaan 3 juta hektar lahan pertanian di kawasan rawa Kalimantan Tengah. Program ini diproyeksikan menjadi sumber ketahanan pangan yang strategis guna memenuhi kebutuhan pangan bagi Ibu Kota Nusantara (IKN) yang tengah dibangun.
“Ini adalah langkah serius pemerintah untuk mengantisipasi krisis pangan global,” ungkap Sugiyanto kepada awak media di sela-sela acara penanaman perdana. “Cetak sawah ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan swasembada pangan sekaligus penopang ketahanan pangan nasional,” ucapnya pada Selasa, (22/10).
Program cetak sawah ini melibatkan konversi lahan yang selama ini belum pernah diusahakan sebagai lahan sawah. Cetak sawah sendiri merupakan upaya untuk memperluas area lahan baku sawah dengan memanfaatkan berbagai tipologi lahan, termasuk lahan rawa yang sebelumnya dianggap sulit untuk pertanian.
Lahan cetak sawah di Palangka Raya ini dirancang sebagai bagian dari penyangga pangan di masa depan. Dengan kapasitas 10.678 hektar, wilayah ini diharapkan mampu menjadi salah satu pemasok utama bagi kebutuhan pangan IKN serta berbagai wilayah lainnya di Indonesia.
Sugiyanto optimistis, program cetak sawah ini akan memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat setempat. Ia menyatakan bahwa pemerintah terus memberikan pendampingan kepada para petani agar lahan sawah baru ini bisa segera produktif dan meningkatkan hasil panen.
Program besar ini merupakan salah satu langkah strategis yang diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor pangan. Pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, tambah Sugiyanto, terus berupaya mengatasi tantangan teknis dan memastikan bahwa lahan yang dicetak mampu mendukung sistem pertanian berkelanjutan.
Kehadiran lumbung pangan ini pun diharapkan bisa mengurangi dampak krisis pangan yang disebabkan oleh perubahan iklim dan faktor-faktor lain yang mengancam stabilitas pangan global.
Pewarta: Andy Ariyanto