Tiwah Massal 2024: Mengiring Arwah Menuju Lewu Tatau, Tradisi Sakral Suku Dayak di Palangka Raya - Liputan Sbm

Nusantara Baru Indonesia Maju

Nusantara Baru Indonesia Maju

16/1224

16/1224

29 October 2024

Tiwah Massal 2024: Mengiring Arwah Menuju Lewu Tatau, Tradisi Sakral Suku Dayak di Palangka Raya



LIPUTANSBM.COM, Palangka Raya, — Dalam prosesi panjang penuh makna, Tiwah Massal atau Tiwah Lale yang digelar tahun ini di Kota Palangka Raya jalan Sapan Raya( jln Mahir Mahar Lingkar luar) mencapai puncaknya. Tiwah, sebuah ritual kematian tingkat akhir dalam agama Kaharingan, memiliki tujuan luhur bagi masyarakat Dayak: membantu arwah menuju Lewu Tatau surga dalam bahasa Sangiang dan menghilangkan berbagai bentuk kesialan bagi keluarga yang ditinggalkan. Selasa (29/10/2024) 

Acara sakral ini diselenggarakan secara besar-besaran oleh suku Dayak Ngaju dan sejumlah sub-suku Dayak lainnya yang menganut kepercayaan Kaharingan di Kalimantan Tengah. Puncak ritual ini ditandai dengan serangkaian prosesi tabuh: Tabuh I, Tabuh II, dan Tabuh III, yang menjadi tahapan puncak dalam pelaksanaan Tiwah. Dalam prosesi tabuh, hewan-hewan ditombak sebagai bagian dari persembahan dan simbol penghormatan yang akan mengiringi arwah menuju alam Sang Kuasa.

Tiwah Massal ini tidak hanya menjadi kesempatan bagi masyarakat Dayak untuk melaksanakan kewajiban ritual bagi leluhur yang telah meninggal lebih dari tujuh tahun, tetapi juga untuk melepas status janda atau duda bagi pasangan yang ditinggalkan. Tulang-belulang yang telah lama dikebumikan digali kembali dan ditempatkan di Sandung atau Pambak—semacam rumah kecil yang dibangun khusus sebagai tempat peristirahatan abadi bagi leluhur.

Dalam diskusi bersama Majelis Hindu Kaharingan Kota Palangka Raya, Pj Wali Kota Palangka Raya, Hera Nugrahayu, menyampaikan harapan agar pelaksanaan Tiwah Massal ini dapat berjalan dengan lancar dan membawa manfaat bagi masyarakat luas. “Pelaksanaan Tiwah adalah perwujudan penghormatan kepada leluhur dan pengingat nilai kebudayaan yang luhur,” ujarnya. (06/08) (Dikutip dari Media Liputan SBM) 

Upacara Tiwah tidak hanya menjadi ritual agama, tetapi juga salah satu bentuk pelestarian budaya yang melibatkan seluruh anggota komunitas. Bagi masyarakat Dayak, Tiwah adalah momentum sakral yang menyatukan nilai-nilai spiritualitas, kebersamaan, serta penghormatan terhadap leluhur.

Pewarta: Andy Ariyanto 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda