Goes To Campus, Tangkal Radikalisme Kesbangpol Kalteng Gelar Dialog Dikalangan Pelajar dan Mahasiswa - Liputan Sbm

Nusantara Baru Indonesia Maju

Nusantara Baru Indonesia Maju

16/1224

16/1224

04 November 2024

Goes To Campus, Tangkal Radikalisme Kesbangpol Kalteng Gelar Dialog Dikalangan Pelajar dan Mahasiswa



LIPUTANSBM.COM, Palangka Raya - Bertempat di Aula Rahan Gedung Universitas Palangka Raya (UPR), Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar Dialog Kebersamaan dalam Keberagaman Senin, 04/11/2024.

Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari, pelajar SMA, Mahasiswa, perwakilan Universitas, organisasi kemasyarakatan, dan kepemudaan dari Kota Palangka Raya dan sekitarnya.

Hadir sebagai pembicara diantaranya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalteng, dan Satuan Tugas Densus 88 Antiteror. Salah satu narasumber, Ganjar Satrio, S.Sos., M.AP., dari Kasatgas Densus 88 Antiteror, membahas bahaya radikalisme, intoleransi, dan terorisme yang masih menyusup di kalangan pelajar dan mahasiswa.

“Paham ideologi yang tidak sesuai dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masih menyebar di kalangan pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat. Kita perlu memperkuat mereka dengan pemahaman yang sesuai Pancasila, karena mereka adalah masa depan bangsa,” tegas Ganjar.

Ia menjelaskan bahwa radikalisme adalah ideologi yang menginginkan perubahan sosial dan politik dengan cara kekerasan dan ekstrem. 

Kelompok radikal, menurutnya, seringkali menghalalkan kekerasan untuk mencapai tujuan, yang membuat mereka sering dikaitkan dengan terorisme.

Ganjar juga menekankan pentingnya memperkuat toleransi antarumat beragama dan menerapkan empat pilar kebangsaan—Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika—untuk menangkal paham radikal. 

Faktor sosial dan ekonomi, tambahnya, sering menjadi latar belakang munculnya radikalisme, terutama di kalangan masyarakat ekonomi lemah yang mudah dipengaruhi oleh ideologi ekstrem.

Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berpikir matang dalam menghadapi berbagai masalah, agar tidak mudah terjebak dalam pemikiran radikal yang dapat merusak tatanan sosial. (Red)


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda