LIPUTANSBM.COM, Palangka Raya - Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Inspektorat Kota kembali menegaskan komitmennya dalam membangun tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel melalui pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Implementasi Pedoman Pengelolaan Risiko dan Struktur Pengelolaan Risiko di Lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya.” Acara ini berlangsung di Aula Swiss-Belhotel Palangka Raya, Kamis (28/11/2024).
Acara tersebut dihadiri sejumlah kepala badan, kepala dinas, camat, serta perwakilan perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya. Plt. Asisten I Setda Kota Palangka Raya, Mahdi Suryanto, SH., MH., hadir mewakili Pj. Wali Kota Palangka Raya, Dr. Hera Nugrahayu, M.Si., dalam membuka diskusi yang dinilai strategis ini.
Membacakan Sambutan Pj Walikota Palangka Raya Hera Nugrahayu Plt Asisten 1 Setda Kota Palangka Raya Mahdi Suryanto menekankan pentingnya pengelolaan risiko sebagai bagian integral dari tata kelola pemerintahan. Ia menyebut bahwa pengendalian risiko bukan hanya soal pengamanan aset, tetapi juga memastikan efektivitas, efisiensi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
“Pengelolaan risiko adalah proses yang terstruktur dan terukur untuk mengidentifikasi, menganalisis, serta mengendalikan risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi. Hal ini menjadi landasan penting bagi Pemerintah Kota Palangka Raya untuk membangun tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada hasil,” ungkapnya.
Dr. Hera Nugrahayu juga menyinggung adanya Peraturan Wali Kota Palangka Raya Nomor 25 Tahun 2023 dan Keputusan Wali Kota Nomor 188.45/278/2023 sebagai dasar hukum dalam pengelolaan risiko. Meski demikian, ia mengakui bahwa implementasi pedoman tersebut belum optimal. Hal ini terlihat dari skor Manajemen Risiko Indeks (MRI) yang masih di bawah target level 3.
Salah satu poin utama dalam FGD ini adalah upaya menanamkan budaya sadar risiko di seluruh elemen pemerintahan, mulai dari level strategis hingga operasional. Dr. Hera mengajak semua pihak untuk berkomitmen memperkuat struktur pengelolaan risiko yang telah dibentuk, guna menghadapi tantangan dalam menjalankan roda pemerintahan.
“Kegiatan ini merupakan langkah konkret untuk mendorong optimalisasi implementasi pengelolaan risiko. Mulai dari pengembangan budaya sadar risiko hingga penerapan proses pengelolaan risiko yang sistematis,” tegasnya.
Sebagai penutup, Dr. Hera menyampaikan harapannya agar semangat filosofi Budaya Huma Betang dan motto Isen Mulang (Pantang Mundur) terus menjadi landasan dalam membangun Kota Palangka Raya yang lebih baik.
“Dengan filosofi Huma Betang dan semangat Isen Mulang, mari kita tata, bangun, dan jaga Kota Cantik Palangka Raya untuk masa depan yang lebih cerah,” ujarnya.
FGD ini diharapkan dapat menjadi momentum strategis bagi Pemerintah Kota Palangka Raya untuk mengintegrasikan manajemen risiko dalam setiap proses tata kelola pemerintahan, mewujudkan pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan berdaya saing.
Pewarta: Andy ariyanto