LIPUTANSBM.COM, Palangka Raya – Pelabuhan Bukit Pinang, salah satu pelabuhan sungai di sisi timur Kota Palangka Raya, hingga kini belum menunjukkan aktivitas yang signifikan. Meskipun sempat dioperasionalkan kembali pada 1 November 2017 setelah kondisi jalan membaik, pelabuhan yang berada di Kelurahan Tanjung Pinang ini kembali menghadapi kendala yang menghambat operasionalnya.
Kepala Wilayah Kerja Bukit Pinang, Yohanes Ririp, dalam wawancara dengan Liputan SBM melalui aplikasi WhatsApp pada Selasa (4/2/2025), mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada kegiatan yang berjalan di pelabuhan tersebut. Faktor utama yang menjadi penghambat adalah akses jalan menuju pelabuhan yang kini padat dengan permukiman penduduk serta fasilitas pelabuhan yang masih belum memadai.
“Pelabuhan Bukit Pinang merupakan pelabuhan pemerintah di bawah pengawasan Wilayah Kerja (Wilker) Bukit Pinang, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Pulang Pisau. Namun, saat ini belum ada aktivitas yang berjalan karena keterbatasan fasilitas dan kondisi akses jalan yang sudah dikelilingi permukiman,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yohanes menjelaskan bahwa Wilker Bukit Pinang berada di bawah KSOP Kelas IV Pulang Pisau, yang mengawasi sejumlah pelabuhan perusahaan di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Kepentingan (DLKR/DLKP) Pelabuhan Pulang Pisau. Pelabuhan-pelabuhan tersebut dikategorikan sebagai Terminal Khusus (Tersus).
“Di wilayah Palangka Raya terdapat 13 Tersus dan satu Pemanfaatan Garis Pantai (PGP). Izin usaha utama mereka mencakup sektor pertambangan, perkebunan, dan kehutanan. Dari total 14 pelabuhan ini, hanya 10 yang masih aktif, namun dengan tingkat aktivitas yang tidak signifikan. Sementara empat lainnya tidak lagi beroperasi,” jelasnya.
Dengan kondisi ini, masa depan operasional Pelabuhan Bukit Pinang masih menjadi tanda tanya. Keterbatasan infrastruktur dan tata ruang di sekitar pelabuhan menjadi tantangan utama yang perlu segera ditangani apabila pelabuhan ini ingin kembali berfungsi secara optimal.
Pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat mencari solusi agar pelabuhan ini tidak hanya menjadi aset yang terbengkalai, tetapi dapat berkontribusi dalam mendukung aktivitas logistik dan perekonomian di Palangka Raya.
Pewarta: Andy Ariyanto