LIPUTANSBM.COM, Palangka Raya — Di tengah upaya membangun kemandirian ekonomi masyarakat, Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Perindustrian (DPKUKMP) menggelar Pelatihan Berbahan Dasar Ikan Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 15 hingga 17 April 2025, di Balai Basara, Kelurahan Pahandut. Jumat, 18/04/2025.
Pelatihan ini bukan sekadar kegiatan rutin tahunan. Dengan menggandeng instruktur dari UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Palangka Raya, pelatihan ini diharapkan mampu mencetak pelaku usaha baru di sektor olahan hasil perikanan—sektor yang masih memiliki potensi besar di wilayah Kalimantan Tengah.
Sebanyak 15 peserta yang terdiri dari warga lokal mengikuti pelatihan ini. Mereka dibekali keterampilan praktis dalam mengolah ikan menjadi produk bernilai jual, seperti abon, nugget, dan kerupuk ikan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palangka Raya yang baru menjabat.
Dalam sambutannya saat menutup pelatihan, Kepala DPKUKMP Kota Palangka Raya, Samsul Rizal, SP., M.Si, yang hadir mewakili Wali Kota, menekankan pentingnya keberlanjutan dari kegiatan semacam ini.
“Harapan kami, pelatihan ini tidak hanya berhenti sampai di sini. Ini harus menjadi langkah awal bagi peserta untuk membangun usaha mandiri. Ilmu yang diperoleh bisa menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan,” ujar Samsul, Kamis (17/4/2025) sore.
Samsul juga merespons aspirasi peserta terkait permintaan bantuan alat produksi. Ia mengatakan bahwa, DPKUKMP akan segera menyampaikan usulan tersebut kepada pimpinan, agar nantinya bisa disinergikan dengan program bantuan lintas dinas.
Lebih lanjut, Samsul mendorong para peserta untuk membentuk Kelompok Usaha Bersama (KOBE). Pembentukan kelompok ini dinilai penting untuk mempermudah pendataan, pengawasan, hingga pemberian pembinaan dan dukungan lanjutan dari pemerintah.
Langkah ini sejalan dengan strategi pemberdayaan ekonomi kerakyatan, di mana masyarakat dilibatkan secara aktif dalam menciptakan nilai tambah dari potensi lokal, dalam hal ini hasil perikanan. Dengan adanya sertifikat yang diberikan kepada seluruh peserta, mereka tidak hanya memperoleh legalitas kompetensi, tetapi juga bekal awal untuk mengembangkan usaha secara profesional.
Ke depan, keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, serta lembaga pelatihan dan pendampingan. Jika berjalan sesuai harapan, pelatihan ini bisa menjadi contoh praktik baik dalam menciptakan wirausaha baru berbasis potensi daerah—mendorong kemandirian ekonomi, sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal.